Malam ini untuk kedua kalinya saya
merasakan kentalnya kekeluargaan warga sini. saya merasa sangat berharga bisa
terlibat dalam gejala sosial seperti malam tadi. Tanpa direncanakan, mas Sohib
mengajak saya untuk terlibat dengan permainan malam warga sini: Badmintoon.
Cukup seru, ramai, dan yang terpenting adalah nuansa yang penuh dengan
kebersamaan.
Berbincang tentang badmintoon dan
kebersamaan, ada dua kendala dalam pikiran saya. Pertama adalah tentang
olahraga ini.
Paska badmintoon tadi, tangan saya
kram, rasanya mati rasa. Tangan ini sulit untuk digerakkan. Dan seteah saya
teliti, ternyata kesalahannya terletak di awalnya tadi: saya tidak pemanasan
dulu. Sejenak saya melihat tangan saya yang sakit untuk digerakkan, saya
berfikir sejenak. Apakah rasa ini disebabkan hanya karena darah yang tidak
mengalir rata ya. Kalau iya, berarti fungsi darah sangat luar biasa.
Pikiran saya melayang pada film siang
tadi: daybreakers. Di dalamnya dikisahkan kehidupan para vampir yang sudah
berperadaban. Mereka sudah merata hampir di semua lini dunia. Mereka
berkeluarga, bermain, bersekolah, berbisnis, dan bercinta. Kehidupan mereka
sama dengan layaknya manusia kebanyakan. Akan tetapi mereka hidup dalam ambang
penderitaan. Tubuh mereka tidak dialiri darah.
Saya bisa merasakan betapa sakitnya
hidup tanpa darah. Lengan saya yang hanya sebentar tidak dialiri darah saja
bisa terasa sangat mengganggu, apalagi mereka yang semua anggota tubuhnya tidak
dialiri darah. Dalam satu sisi, tidaklah salah ketika mereka menjadi peminum
darah: blood hunter. Mereka menuntut haknya.
Saya berfikir realistis: andai saja
kita tercipta dengan keadaan darah tidak mengalir dalam tubuh kita, apa yang
akan terjadi. Atau darah tetap bisa mengalir dalam tubuh kita tapi tubuh kita
tidak bisa memproduksinya sendiri. Coba dibayangkan. Saya yakin kita tak
ubahnya seperti para vampir. Elemen yang selalu mencari darah untuk memenuhi
kebutuhannya.
Untungnya, Tuhan tidak sejahat itu
pada saya, kamu, dan mereka. kalau dalam bahasa saya, manusia itu sebenarnya
hanyalah vampir yang beruntung. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa darah, sama
dengan vampir. Yang membedakan hanyalah wilayah dan anugerah. Manusia
diciptakan sebagai vampir tapi dengan keadaan yang jauh berbeda. Manusia lebih
sempurna. Tubuh manusia bisa memproduksi sendiri darah yang dibutuhkan manusia
itu secara normal. Sehingga keadaan itu memungkinkannya untuk tidak brutal
dalam tindakan menuntut hak: mencari darah segar. Berbeda dengan vampir,
tubuhnya sudah tidak berfungsi untuk memproduksi darah lagi, hingga jalan satu-satunya
adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk membunuh atau mati.
Dan sepertinya tidak akan menimbulkan
problema jika saya katakan: human is the perfect daybreakers.zev.150913
Tidak ada komentar:
Posting Komentar