
Beberapa darinya adalah terjadinya
dikotomi pengetahuan dalam dunia pendidikan Turki ketika itu. Sebenarnya,
rencana yang diinginkan adalah peleburan sekolah-sekolah agama dengan sekolah
umum, tetapi karena dirasa sulit untuk merealisasikannya, maka keputusan
akhirnya adalah membuat sekolah-sekolah umum tandingan. Dengan demikian,
bermula dari masa pemerintahannya Mahmed ini, Turki mempunyai sekolah-sekolah
yang mengajarkan ilmu-ilmu umum yang nantinya berkambang ke banyak sekali
disiplin keilmuan, diantaranya, militer, kedokteran, sastra, dan lainnya. Itu berdampak kepada tidak diminatinya
sekolah-sekolah agama. Dan itu adalah salah satu bukti nyata dan hebat dari
pemikiran pembaruan Mahmed yang berhasil memajukan setengah langkah Turki untuk
menyongsong masa depan.
Selain itu, benih-benih
sekular sudah ada di masa Mahmed ini. Itu terbukti dengan adanya pemisahan
hukuman antara seseorang yang melanggar sesuatu yang berbau duniawi dan
melanggar sesuatu yang berbau ukhrowi. Hal tersebut bisa digambarkan dengan
perancangan undang-undang baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dan hal itu
memungkinkan seseorang mendapat klarifikasi lanjutan mengenai tindak pidana
yang telah ia lakukan. Sehingga hukuman mati yang sebelumnya sering sekali
terjadi, perlahan mulai redup seiring dengan berkembangnya dampak dari
pemikiran Mahmed II ini.
[1] Muhtarom, "Pembaharuan di Turki ; Sultan Mahmud
II, Tanzimat, Usmani Muda dan Turki Muda" dalam http://muhtarom84.blogspot.com/2009/11/pembaharuan-di-turki-sultan-mahmud-ii.html,
diakses tanggal 01 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar