Dalam diskusi yang
lumayan hidup kemarin bersama rekan-rekan HAMAM di kebun laras tempat kami mendapatkan
banyak ide terkait isu mengharukan yang sedang melanda kampus kita, INKAFA,
saya akhirnya menemukan titik terang. Adalah civic reason. Hal ini terkait
dengan alasan Pak Amin yang tidak sependapat dengan pemikiran saya untuk
membuat satu buku atas nama HAMAM dari semua cabang guna mengkritik dan memberi
saran yang membangun buat INKAFA. Dikatakan bahwa bagaimanapun juga INKAFA
adalah yayasan yang dimiliki pondok pesantren Mambaus Sholihin. Yayasan tidak
dapat diganggu gugat dan memang harus ada pandangan yang membedakan antara
yayasan dengan lembaga yang sudah resmi milik negeri layaknya kampus-kampus
negeri lainnya. Berangkat dari landasan itulah pak Amin dan senior-senior HAMAM
Yogyakarta ketika itu tidak sependapat dengan ide saya tadi.
Sebagai respon
itu, saya tertarik untuk mengundang An-Na’im dalam menjawab kegelisahan kami
bersama ini. Adalah istilah civic reason tadi yang dengan ini semua lembaga, baik
itu swasta maupun negeri, atau kalau meminjam bahasanya Habermas adalah public sphere,
harus mampu menerima kritik dari semua lapisan masyarakat. Dengan catatan,
kritikan tersebut harus disertai dengan argument yang bisa dipertanggung jawabkan.
Selain itu, juga harus ada diskusi umum terkait kritikan itu guna menghindari
kesalahpahaman di antara kedua belah pihak.
Dan mengenai
pesantren tadi, saya beranggapan pesantren adalah termasuk di dalamnya. Hal itu
bisa dibuktikan dengan adanya pengesahan-pengesahan terkait beberapa badan
formal di dalamnya yang otomatis hal itu tidak bisa tidak membutuhkan Negara. Dengan
demikian, tidak ada kesalahan sama sekali seandainya masyarakat setempat
berkeinginan untuk menyuarakan keinginannya atau keluhannya mengenai
kebijakan-kebijakan pesantren selama ini. Apalagi dari pihak-pihak seperti kita
yang posisinya bisa dikata masihlah sebagai anaknya: justru itu malah dianjurkan. Mambaus Sholihin di samping
harus fokus dengan anak-anak didiknya, tetapi tidak boleh melupakan kalau ia masihlah
hidup di tengah masyarakat yang sangat dinamis. Poenk200514
Tidak ada komentar:
Posting Komentar