Kamis, 07 Februari 2013

SEKOLAH JURNALISTIK : Bentuk Rasionalisasi “ Al-ilmu An-Naafi' ”


          Kalau kita membahas tentang pesantren pasti tak lekang didalamnya tentang apa itu kaidah-kaidah salafi yang masih kental meng-hawa didalam pesantren. Bagaikan embun yang hadir dan menetes ditiap pagi seutas daun, begitulah kiranya kami menye-olahkan keduanya. Tak jauh dari itu, sebuah kata tentang kemanfaat sebuah ilmu, atau bahasa akrab pesantrennya adalah “al-ilmu an-nafik”, sering terucap dan mungkin menjadi tujuan utama dari pesantren, dimana kebanyakan  satu konsep klasik itu hanya bisa didapat dengan satu kata juga yaitu “barokah”. Sederhananya, pesantren mengajarkan peserta didiknya untuk benar-benar mempunyai ketulusan niat agar ilmu yang usai peserta didiknya curi itu bisa bermanfaat buat orang lain, dengan apa adanya sam’an wa tho’atan pada guru, dan bukan hanya untuk sehelai kertas yang setiap tahun semua peserta didik dunia mengejarnya, yaitu ijazah.
            Agak kontras dengan itu, dan di latar belakangai oleh dunia yang makin hari makin menuntut kita untuk serba logis, turut berdampak pula terhadap mindset santri yang semakin menolak konsep klasik diatas. Tidak salah memang, sebab kita hidup pun dalam tatanan kenegaraan yang berkembang, dan tanpa mengalir dengan itu, pasti akan terkuncilah kita pada satu kamar dalam rumah yang terpencil jauh dari perkembangan. Dalam pendekatan lain, seakan semuanya harus serba masuk akal, apalagi dalam hal pendidikan yang sifatnya terus berkembang dan selalu berkembang. Jadi, cukuplah sulit untuk bisa menerima konsep diatas.
            Dan masih dalam ruangan ini, menyikapi itu Al-fikrah mempunyai terobosan baru sebagai salah satu wujud nyata dari teori-teori yang mendukung konsep klasik pesantren diatas. Dan itu adalah Sekolah Jurnalistik. Sekolah yang lahir dengan bidan redaksi-redaksi sendiri ini mengusung konsep yang melekat dengan keterbukaan komunikasi dan penggunaan yang baik, serta individu-individu tenaga pengajar yang kreatif. Disadari, sebab dalam tatanan keilmuan, Ilmu sendiri itu terbit dengan sifat ke-individualannya, dan terbenam dengan sifat sosialnya yang tinggi. Yang finalnya nanti juga berdampak pada dapat dimanfaatkannya sebuah keilmuan oleh masayarakat disekitar.
            Para ilmuwan, atau orang-orang yang berilmu tanpa banyak yang menyadarinya, mereka itu mempunyai sebuah tanggung jawab yang sulit, dan itu sudah merupakan fitrah mereka sebagai individu yang menggandrongi banyak ilmu dan hidup dalam sebuah tatanan kemasyarakatan yang tentunya juga punya kepentingan langsung dengan masyarakat, maka untuk mentransfer ilmunya kepada masyarakat itu adalah sebuah fitrah dan tanggung jawab, karena hanya dengan itulah arti hadir mereka dalam masyarakat benar-benar ada dan penting. Mudahnya, ketika seorang individu sudah berhasil menimba ilmu, maka untuk membenamkannya pada masyarakat dimana ia tinggal itu juga adalah sebuah keharusan yang berlandaskan akan fitrah kemasyarakatan. Bukan hasil akhir dari proses belajar kita, yang kerap dimata santri hal itu hanya bisa didapat lewat barokah.
            Dan sedari 20 september 2012 kamaren, Sekolah Jurnalistik lahir membawa obor ketentraman, yang menyinari gelapnya hati santri akan sebuah pembaruan dalam bidang keilmuan berkonsep “Al-ilmu An-Nafik” diatas. Menilik, dari salah satu tujuan berdirinya sekolah ini memang adalah sebagai jembatan antara kami “redaksi” dengan segenap santri. Sekolah Jurnalistik kali ini berfitur open minded, lebih mendahulukan aklamasi dari pada otorisasi, yang mana selama ini, Al-Fikrah dimata santri ibarat bangunan tua yang angker, yang siapapun berada didalamnya pasti tidak betah. Maka, disini melalui Sekolah Jurnalistik kami berusaha untuk lebih dekat selangkah lagi dengan pembaca dengan memprioritasakn komunikasi yang baik antara peserta didik (pembaca) dengan segenap redaksi.
            Selain dari komunikasi itu sendiri, lewat Sekolah ini perbaikan individual masing-masing redaksi pun perlahan turut kami perhatikan. Sekata atau tidak, ketika siapapun itu mempunyai sebuah tanggungan dalam hal apapun, pasti memercik dalam hatinya semangat untuk tampil sebaik mungkin demi suksesnya tanggungan tadi. Demikian pula dengan redaksi yang notabennya adalah staff pengajar dalam ESJE, bagaimanapun juga kami redaksi akan berusaha mencetak individu-individu tutor yang kreatif didalamnya, hingga nantinya bisa menenggelamkan ilmunya secara efektif kepada masyarakat santri dimana posisinya ialah sebagai masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap setiap individu yang berilmu.    
Lebih jelasnya, disini Al-fikrah tak lebihnya adalah individu yang berilmu, yang tinggal dalam sebuah desa bernama Mambaus Sholihin. Sebuah desa dimana tinggal didalamnya pelbagai macam masyarakat termasuk Al-fikrah. Dan ketika Al-Fikrah itu tidak bisa memanfaatkan ilmunya, maka itu adalah sebuah kesalahan yang telak,  dan tidak masuk akal. Karena fungsi individu yang berilmu sendiri itu tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara mendalam saja namun juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Mambaus Sholihin. Nah disini, selayang pandang fungsi ESJE sangatlah tampak dan cerah. Melalui sekolah ini kami berusaha menjadikan semua beban berbagi ilmu kepada segenap santri ini adalah sebuah tanggung jawab yang masuk akal, bukan karena embel-embel barokah atau ntah apalah itu. Dan sekali lagi, bukan saja karena Al-Fikrah ini adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat, tapi yang lebih penting adalah karena Al-Fikrah mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.
Memahami seperti itu, dapat disimpulkan bahwasanya untuk memakai konsep “Al-ilmu An-Nafik”  tidak usahlah menunggu datangnya barokah kepada kita. Karena satu kata itu secara otomatis dapat kita rasakan saat kita menganggap konsep klasik itu adalah sebuah tanggung jawab kita, dan bukan hasil akhir dari usaha kita. Sebab kalau kita memandang itu adalah sebuah hasil akhir maka sudah, selesai dan cukup sampai disitu.
Dan Akhirnya, tak terlalu melebihkan jika dengan Sekolah ini kami selaku redaksi bisa belajar untuk menjadi bertanggung jawab akan semua yang ada dalam diri kami. Berlandaskan  kekreatifitasan serta sistem komunikasi sosial yang terbuka diantara kami dengan masyarakat desa Mambaus Sholihin. Dan dengan ini Al-Fikrah siap untuk menuju proses pengembangan ilmu yang berjalan secara efektif dan semakin dekat dengan pembaca, salam…../ipoenk .6213









Tidak ada komentar:

Posting Komentar