“Aku tak perlu untuk mengubah siapa aku demi dia, biarlah dia yang mengubah siapa dia demi aku”.
Emmmm mungkin kali ini hanya satu
prinsip itulah yang lebih condong pada diriku. Tak mudah untuk bisa merespon
hal yang seperti ini, seakan hari ini duia benar-benar memaksaku untuk mengubah
siapa aku. Satu sisi terbesit selalu kekhawatiranku, akan itu. Bukan karena aku
yang tak punya prinsip, namun aku ragu akan sesuatu itu dan yang ada
didalamnya. Sesuatu itu seakan adalah hal yang menurut mereka perlu di hindari,
malangnya juga aku tak bisa menyalahkan itu. Sesuatu itu juga ada negativnya,
sesuatu itu juga usai berulang kali berusaha ku menepisnya, namun tanpa terasa
semua itu hadir dan kembali lagi membumi dalam diriku, tanpa itu pula bahkan
aku merasa tidak nyaman menjalani hidup ini. Ntahlah, aku merasa sesuatu itu
kekuranganku yang aku nyaman dengannya, dan sulit tanpanya. Tak jarang aku
malah kehilangan ipoenk yang murah senyum dan selalu semangat saat mencoba
untuk mnepeis bayangan itu. Orang bilang “terlalu lebay” ya seperti itulah aku
dipandang olehnya.
karena menjadi diri sendiri itu lebih baik,, dari pda hidup di bawah bayang bayang orang lain
BalasHapus