Hidup sungguh sangat sederhana.
Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.
.
Pram
Selama
ini di dunia ide para mahsiswa, diskusi adalah cara efisien untuk mendapatkan
inti sebuah pengetahuan atau bahkan ilmu pengetahuan. Iya, diskusi sering
dikaitkan dengan membaca, menulis, dan nongkrong. Diskusi memungkinkan
seseorang mendapat inti dari satu buku penuh dalam waktu satu jam atau bahkan
hanya lima belas menit. Diskusi tidak lebihnya adalah rar dari hasil ekstrak membaca atau menulis seseorang yang dibagi
kepada rekan-rekan nongkrongnya. Selain memiliki manfaat intelektual, diskusi
juga memberikan manfaat sosial. Diskusi memiliki manfaat yang begitu efisien. Seandainya
itu bisa dialihtempatkan, diskusi bisa menjadi solusi jitu terhadap
permasalahan BBM yang akhir-akhir ini kembali diperbincangkan rakyat.
Akan
tetapi, bukan itu yang menjadi pandangan terfokus. Melainkan kepada siapa yang
berdiskusi dan apa yang seharusnya harus dikaitkan dalam berdiskusi. Dalam hal
ini, saya mempertanyakan kembali tentang identitas kita sebagai warga Indonesia
yang muslim. Pertanyaannya: seberapa sering kita menyangkutkan Quran dalam
setiap kegiatan diskusi kita mengetahui itu adalah keajaiban luar biasa kita? Jarang
sekali. Dan itulah yang sebenarnya perlu diresahkan. Dunia sekarang sedang
krisis interpretasi Quran terkait hal-hal kecil. Di tengah diskusi, nongkrong,
apalagi ditemani secangkir kopi, pasti sangat bermanfaat jika kita mau menyinggung
Quran dan melibatkannya dalam diskusi kita. Bagaimana Quran akan merespon hal
seperti ini. Apakah memang hal-hal kecil seperti ini ada dalam Quran ataukah
hanya interpretasi seseorang saja yang mencoba mengaitkan. Lantas, kalau
seperti itu, benarkan kalau Quran itu menjelaskan segalanya ataukah itu hanya
interpretasinya saja, dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi
ketika hal itu benar-benar dilakukan dalam warung kopi di Indonesia. Ini pasti
akan memberi citra yang positif buat Islam Indonesia: Islam yang mencintai
kitab sucinya, Islam yang mencintai pengetahuan, Islam yang mencintai diskusi,
Islam yang saling menghargai tanah airnya, dan sebagainya. Hingga akhirnya kita
tahu bahwa Quran itu simpel, yang menyeluruh hanyalah interpretasi-interpretasi
akannya. Kita sadar, kita berani mendiskusikan. Kita cinta, kita berani
mengaitkannya dan menemukan keajaibannya.poenk100814
Tidak ada komentar:
Posting Komentar