Selasa, 29 Januari 2013

DARI SQUIDWORD MENJADI PLANKTON



    Pagi ini seperti biasa, mentari bersinar redup malu dan menutup dirinya dengan awan yang pagi ini menjelma menjadi selimut yang empuk bagi mentari. Burung-burung yang biasanya berkicau layaknya twitter di setiap awal sebuah hari juga lebih memilih untuk mencari makan dari pada harus bercicit-cuit senda gurau, laksana sebuah pengikut yang setia bagi tuannya, mereka turut merasakan kehilangan yang luar biasa pagi ini.
          Mendung pagi seolah enggan untuk merayap ketempat lain, mentari pun seolah mengangguk pasrah dengan keputusan mendung, semua serba menyimpan diam masing-masing, tak ada yang berdialog, dan tak ada yang bisa diajak dialog. Dilematika pun bukan lagi untuk manusia-manusia muda, dilema sekarang sudah menjadi tren kerajaan langit untuk mendukung maupun malah menghina bangsa kita. Mendung tak kunjung hilang dari bumi Mambaus Sholihin, “ada apa gerangan?”
          Dipagi yang menyapa dengan hembusan sejuk disetiap relung semua santri tak bisa menyembunyikan kekecewaan pengurus yang luar biasa. Barusan saja ketika para pengurus sudah mulai terbiasa dengan lelucon-lelucon squidword yang semakin mengebiri satu pihak, lelucon-lelucon baru malah silih berganti berdatangan, bagaikan antrian santri tadi malam untuk mendapat sesuap nasi yang seolah tak bertepi dalam acara Maulud nabi versi 2013 ala Mambast.
          Dan akhirnya sejarah terulang kembali, ntah untuk ke berapa kalinya. Setiap ada lelucon baru dan menghampiri pagi sudah dapat dipastikan, satu hari penuh hari itu tak akan lepas dan jauh-jauh dari pembahasan squidword. Dan hari ini tragedy “guyoknow wong” itu terjadi. Andaikan disemua sudut bangunan Mambaus Sholihin ini bisa mengeluh, pasti sudah lebih dari bosen mereka mendengar dan meresapi semua tentang squidword.
          Berawal dari lelucon kemaren senja, teriakan para pengurus pecah dalam hati mereka masing-masing. Para pengurus yang tampak tergopo-gopo hingga ketinggalan tidak berjamaah, dengan berat hati harus merelakan mahkota organnya, rambut. Lelucon squidword membabi buta tanpa harus tahu ada apa gerangan, kok bisa telat. Seakan semua dari pengurus adalah hitam, tanpa celah putih sedikitpun. Tanpa harus tahu menahu kalau dalam formal pun antara spongobeb dengan squid word adalah sama-sama sebagai jongos mr.krab, tanpa harus ingin menahu kalau spongebob juga capek membolak-balik daging buat krabbypatty, tanpa harus tahu kalau untuk memasak buat pelanggan itu lebih repot dari pada kasir yang orisinilnya hanya memantau dan senyum tugasnya, tidak lebih.
          Dan hari ini, kabar berhembus dari semua warga mambaus Sholihin, lelucon minggu ini bukan dari squidword lagi, plankton pun turut intervensi menjadi lelucon terupdate diseantero bikini bottom, mengalahkan lugunya seorang patrik. Berpengurus pun harus diurus, sudah diurus harus disalahkan, tanpa harus tahu salah atau tidak, ngopi tidak ngopi disalahkan, keluar tidak keluar disumpah, ngaji tidak ngaji di sinisi, telat sedikit dipetali. Sungguh, bumi bikini buttom bergetar melihat spongebob yang di intimidasi oleh satu rekan kerjanya, squidword. Dan untuk segenap warga Mambaus Sholihin, kita doakan saja spongebob beramai-ramai, biar tahan dan tabah dengan lelucon-lelucon plankton, oke…./ipoenk24012013
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar