Pagi ini seperti biasa, mentari
bersinar redup malu dan menutup dirinya dengan awan yang pagi ini menjelma
menjadi selimut yang empuk bagi mentari. Burung-burung yang biasanya berkicau
layaknya twitter di setiap awal sebuah hari juga lebih memilih untuk mencari
makan dari pada harus bercicit-cuit senda gurau, laksana sebuah pengikut yang
setia bagi tuannya, mereka turut merasakan kehilangan yang luar biasa pagi ini.
Mendung pagi seolah enggan untuk
merayap ketempat lain, mentari pun seolah mengangguk pasrah dengan keputusan
mendung, semua serba menyimpan diam masing-masing, tak ada yang berdialog, dan
tak ada yang bisa diajak dialog. Dilematika pun bukan lagi untuk
manusia-manusia muda, dilema sekarang sudah menjadi tren kerajaan langit untuk
mendukung maupun malah menghina bangsa kita. Mendung tak kunjung hilang dari
bumi Mambaus Sholihin, “ada apa gerangan?”
Dipagi yang menyapa dengan hembusan
sejuk disetiap relung semua santri tak bisa menyembunyikan kekecewaan pengurus
yang luar biasa. Barusan saja ketika para pengurus sudah mulai terbiasa dengan
lelucon-lelucon squidword yang semakin mengebiri satu pihak, lelucon-lelucon
baru malah silih berganti berdatangan, bagaikan antrian santri tadi malam untuk
mendapat sesuap nasi yang seolah tak bertepi dalam acara Maulud nabi versi 2013
ala Mambast.
Dan akhirnya sejarah terulang kembali,
ntah untuk ke berapa kalinya. Setiap ada lelucon baru dan menghampiri pagi
sudah dapat dipastikan, satu hari penuh hari itu tak akan lepas dan jauh-jauh
dari pembahasan squidword. Dan hari ini tragedy “guyoknow wong” itu terjadi.
Andaikan disemua sudut bangunan Mambaus Sholihin ini bisa mengeluh, pasti sudah
lebih dari bosen mereka mendengar dan meresapi semua tentang squidword.
Berawal dari lelucon kemaren senja,
teriakan para pengurus pecah dalam hati mereka masing-masing. Para pengurus
yang tampak tergopo-gopo hingga ketinggalan tidak berjamaah, dengan berat hati
harus merelakan mahkota organnya, rambut. Lelucon squidword membabi buta tanpa
harus tahu ada apa gerangan, kok bisa telat. Seakan semua dari pengurus adalah
hitam, tanpa celah putih sedikitpun. Tanpa harus tahu menahu kalau dalam formal
pun antara spongobeb dengan squid word adalah sama-sama sebagai jongos mr.krab,
tanpa harus ingin menahu kalau spongebob juga capek membolak-balik daging buat
krabbypatty, tanpa harus tahu kalau untuk memasak buat pelanggan itu lebih
repot dari pada kasir yang orisinilnya hanya memantau dan senyum tugasnya,
tidak lebih.
Dan hari ini, kabar berhembus dari
semua warga mambaus Sholihin, lelucon minggu ini bukan dari squidword lagi,
plankton pun turut intervensi menjadi lelucon terupdate diseantero bikini
bottom, mengalahkan lugunya seorang patrik. Berpengurus pun harus diurus, sudah
diurus harus disalahkan, tanpa harus tahu salah atau tidak, ngopi tidak ngopi
disalahkan, keluar tidak keluar disumpah, ngaji tidak ngaji di sinisi, telat
sedikit dipetali. Sungguh, bumi bikini buttom bergetar melihat spongebob yang
di intimidasi oleh satu rekan kerjanya, squidword. Dan untuk segenap warga
Mambaus Sholihin, kita doakan saja spongebob beramai-ramai, biar tahan dan
tabah dengan lelucon-lelucon plankton, oke…./ipoenk24012013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar