Dari
penjelasan di atas, Islam Mistis banyak disebut sebagai satu-satunya ajaran
Islam yang berkembang di Jawa ketika itu. Dipungkiri atau tidak, hal tersebut
memang benar. Dan alasan yang paling logis akan itu adalah keputusan muslim-muslim di Timur untuk
meninggalkan pengetahuan dan beralih ke ranah tasauf. Hal itu terjadi paska
hancurnya dinasti Abbasiyah selaku pencetus masa kejayaan Islam di Baghdad pada
abad ke—15. Dan jika itu dikaitkan dengan Islam di Jawa, maka pemandangan yang
ada sangatlah kontras: saat Islam menurun di Timur—sampai berakibat penyeberan
aliran mistis tasauf—islam berkembang pesat di Jawa, dan itu terjadi di waktu
yang relatif sama. Kemudian bersamaan semakin banyaknya muslim yang lebih suka
tasauf, muslim-muslim yang sufi tersebut pergi ke Indonesia untuk menghibur
diri dengan sekalian menyebarkan Islam mistisnya. Dengan demikian Islam yang
dulu ada di Indonesia adalah Islam yang cenderung kepada tasawufnya yang sarat
akan mistisisme.[1]
Di
wilayah lain, keadaan yang seperti itu ternyata justru memudahkan kedua belah
pihak: pihak Jawa dan muslim Arab, untuk saling menyapa. Hal itu disebabkan
oleh adanya kesamaan antara keduanya, yaitu sama-sama mendalami ajaran yang
mistis: Islam dengan tasawufnya dan Jawa dengan Sinkretismenya antara dia dan
Hindu. Dengan demikian, mengutip pepatah yang sudah lazim: tak kenal maka tak
sayang, maka antara Ajaran Jawa dan Islam bisa dengan mudah saling terpaut dan
tertaut.
Pada
akhirnya, wajar saja jika Islam yang sebenarnya masuk ke Indonesia adalah Islam
mistis, bukan Islam yang sarat akan pengetahuan dan berperadaban. Namun, tidak
bisa dinafikan juga, berkat hal tersebut, Islam bisa berkembang pesat di Jawa.
Darinya, bisa dibayangkan: seandainya yang dulu tersebar di Indonesia ini
adalah Islam yang sarat akan pengetahuan dan menolak hal-hal yang mistis, maka
semuanya pasti akan berbeda. Dan kemungkinan terbesar akan itu adalah tidak
diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa. Dan selanjutnya, ketika saat Islam
tidak diterima di Indonesia, maka suatu ketidakmungkinan juga kalau sekarang
kita bisa menikmati Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar