Pagi ini saya sangat terinspirasi dan
juga tersindir atas salah satu lagunya JHF (jogja hip-hop fondation). Dalam
salah satu liriknya terdengar: meskipun hidup ini permainan tapi jangan mau
dipermainkan dan mempermainkan. Sesuai sekali dengan perasaan resah yang
melanda saya selepas terlibat dalam tes mental oleh ARENA tadi. Salah satu LPM
yang saya ikuti di kampus baru saya.
Di kampus rakyat ini
saya sudah resmi terlibat dengan tiga keluarga: SPBA, PMII, dan ARENA. Anehnya,
dari semuanya itu tidak ada yang tidak menuntut loyalitas. Mulai dari PKD di
PMII sampai pada wilayah keluarga penulis pun, loyalitas seakan menjadi satu
pertanyaan pertama yang sangat membekas dalam benak. Dan itu saya rasakan di
tes mental tadi. Meskipun sudah ketahuan jika semuanya adalah permainan belaka,
tetapi tidak bisa saya pungkiri rasa tanggung jawab sebagai insan yang selalu
ingin loyal demi keluarganya pastilah ada. Dan di waktu yang sama, sampai detik
ini, perasaan itu masih meresahkan pikiran saya. Saya ingin sekali menjadi apa
yang saya katakan tadi, untuk selalu siap mengabdi demi ARENA, tetapi saya juga
tidak tahu, perbedaan antara sesuatu yang bermanfaat, lebih bermanfaat, dan
paling bermanfaat berbeda tipis.
Dalam satu wilayah,
pikiran ini menghentikan saya pada sebuah kesimpulan: hidup dan apapun yang ada
di dalamnya adalah sebatas game. Dan termasuk di dalamnya adalah PMII,
ARENA, dan SPBA. Saya tampak begitu bodoh sekali dihadapan cermin ketika
memandang diri saya dengan menggunakan kacamata ini. Semuanya adalah drama,
sinetron, dan permainan belaka, tetapi kenapa herus terfikirkan sedalam ini.
Kadang, tepat juga jika dikata: pemikir itu selalu mengalir dan bahkan
terhanyut dalam sebuah episode kehidupan. Dan itu tidaklah salah.
Masih segar dalam
ingatan saya tentang novel 5 cm. Meskipun ini adalah permainan kecil dari
sebuah permainan yang kosmos, saya dapat belajar banyak darinya. Dari sesuatu
permainan yang mikro saja dapat disimpulkan satu pelajaran, apalgi yang dari
permainan makro seperti kehidupan ini. Pasti tersimpan jutaan pelajaran di
dalamnya, meski itu adalah sebuah permainan. Dalam wilayah ini, saya lebih
memilih untuk terhanyut dalam derasnya aliran permainan mereka.
Kembali pada 5 cm, pernah terucap dari
salah satu dari tokoh-tokohnya, saya lupa siapa namanya, adalah mengenai
keberanian untuk salah. Kita itu tidak pernah salah, apapun yang sedang, telah,
dan akan kita lakukan tidak pernah salah karena kita sedang belajar. Belajar tentang
apapun, siapapun, dan darimanapun. Kita sedang berproses untuk selalu mencoba
dan selalu gagal. Keduanya adalah harga mati bagi semua pelajar di dunia. Trial
and error.
Pandangan saya atas kegagalan orasi
saya tadi sore di panggung demokrasi, perlahan mulai mencair. Saya lebih bisa
berfikir jernih. Kesalah tadi adalah awal dari kesalahan-kesalahan selanjutnya.
Dan berangkat darinya, saya berani mengatakan: saya mempunyai keluarga baru,
belajar darinya, berbagi dengannya, dan mengabdi untuknya. Untuk semua
permainan dalam kehidupan ini.zev.071013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar