Kamis, 07 Februari 2013

MENEBAR HARAPAN PALSU DIHARI MERAH JAMBU



            Tak banyak bisa dikata, betapa menjerit hati ini kala semua tentang mimpi dan harapan yang usai sudah kita taruh dan direspon dengan baik oleh seseorang ternyata palsu. Pupus, semuanya hilang menyisakan luka yang dalam dan laka hati nan jiwa pun mendera menemani setiap senyum paksa kita di setiap kali berjumpa dengannya.


            Amarah dan kebencian seolah akan selalu didahulukan untuk menyikapi hal seperti diatas, seakan semua itu sangatlah kasuistik. Dan tanpa berfikir internal siapa aja yang menjadi korban kasus keremajaan diatas pasti akan membenci pihak yang bersangkutan. “Tak ada lagi espektasi” orang psikologi bilang seperti itu. Bahkan kasus yang kerap dibenak remaja disebut sebagai PHP itu adalah tindakan criminal hati yang melebihi kasus playboy/girl, atau kasus selingkuh dan lainnya.
            Bagaikan jambu mente yang masih muda, berkulit halus merah cerah nan menyegarkan mata bagi siapapun yang melihanya, menebar harapan palsu buat orang lain hanya tampak indah dan menenangkan saat semuanya itu serba “seolah”. Namun ternyata semua itu cukup dan berhenti pada keseolahan itu sendiri tidak sampai pada kenyataan yang sebenarnya. Dan rasanya pun tak akan jauh beda dengan jambu mente barusan, sepet di mulut dan sakit di hati.
            Tanpa banyak disadari dalam kasus ini, ada dua laka yang pecah. Penipuan sekaligus cinta pupus yang berujung pada hati yang patah akibat jatuh terlalu dalam akan hati yang bersangkutan. Dan ini lebih kejam dari perselingkuhan, sebab dalam perselingkuhan pun itu pasti sebelumnya ada kasih yang benar-benar nyata dengan tanpa “seolah” didalamnya. Minimal diantara yang bersangkutan pernah mengukir kasih dengan ketulusan yang murni, tak seperti kasus PHP yang serba “seolah”dan semu menyakitkan.
            Namun di hari merah jambu ini, saat banyak orang menentukan dengan cerdas kalau hari ini adalah hari yang pas untuk menebar harapan-harapan baru untuk hati yang baru. Sepertinya tak selamanya PHP itu salah dan layak dibenci. Psikologi setiap remaja disamping keinginan mereka yang selalu ingin dapat perhatian lebih dari lawan jenis, juga terlibat didalamnya sebuah ketakutan yang luar biasa akan kegagalannya untuk mendapat perhatian yang lebih. Sehingga, ketika mereka berfikir,  alternative lain agar mereka bisa menepis ketakutan mereka adalah dengan meminta perhatian kepada lawan jenis yang lebih dari satu, dan itu hanya bisa terjadi kalau mereka juga memberi perhatian pada siapapun dia yang ingin  mereka mintai perhatian. Hukum timbal balik sangatlah berlaku dalam hal ini, dan itulah yang memang harusnya diperjuangkan. Tanpa kita menyayangi kita tak akan disayangi, tanpa kita mencintai kita tak akan dicintai.
            Dan akhirnya tidak salah jika disini saya mengatakan PHP bukanlah se-kasuistik perselingkuhan. Hal ini adalah ekspresi untuk mengisi kosongnya serta bingungnya hati kita untuk mendapatkan apa yang lumrah remaja harapkan dari lawan jenis, dimana tak lekang didalamnya ketakutan yang luar biasa hebatnya. Toh, korban PHP pun tak sedikit yang juga hobi menebar harapan-harapan palsu. Dan mungkin cukup dengan “be the way you are” dalam merespon apapun darinya, kita bisa enjoy dalam hal yang dipandang kasuistik ini. Maka, dengan menebar harapan palsu dihari merah jambu ini, itulah yang menjadi solusi final pemecah kegundahan hati…./ipoenk 7213

Tidak ada komentar:

Posting Komentar