Selasa, 10 Desember 2013

Convertion Using Methode in Logical


Satu hal yang perlu diketahui sebelum pembahasan mengenai penggunaan metode konversi adalah tentang proposisi. Itu disebabkan karena pembahasan konversi tidak bisa lepas dari fungsi proposisi. Proposisi adalah tulang rusuk dari konversi dan begitu juga bagi yang lainnya. Sehingga bagaimanapun juga pemahaman tentang proposisi harus lebih didahulukan.
Proposisi secara sederhana dibagi menjadi empat katagori, yaitu:
1.      Proposisi universal
2.      Proposisi partikular
3.      Proposisi affirmatif
4.      Proposisi negativ
Dan dari keempat katagori tersebut dilebur lagi menjadi beberapa proposisi baru yang nantinya hal inilah yang menjadi punggung dalam metode konversi, semua itu adalah:
1.      Proposisi universal affirmative, dengan lambang A.
2.      Proposisi universal negative, dengan lambang E.
3.      Proposisi particular affirmative, dengan lambang I.
4.      Proposisi particular negative, dengan lambang O.
Sehingga berangkat dari uraian diatas metode konversi bisa dipahami lebih lancar.
       Kemudian dari keempat lambang di atas: A, E, I, dan O, bisa dikelompokkan lagi menjadi dua bagian. Pertama bagiannya E, I, dan kedua bagiannya A, O. Pada bagian pertama, konversi bisa digunakan tanpa syarat dan langsung bisa menghasilkan kesimpulan yang tepat. Misalnnya:
a.       Proposisi E, antara premis dan kesimpulan—yang juga disebut sebagai term satu dan dua—sama-sama universalnya:
-          Premis         : semua mahasiswa semester satu bukanlah PNS.
-          Kesimpulan  : Semua PNS bukanlah mahasiswa semester satu.
b.      Proposisi I, antara term satu dan term dua sama-sama partikular—ditandai dengan kata sebagian—seperti:
-          Premis       : sebagian nelayan adalah ustadz. (term pertama)
-          Kesimpulan : sebagian ustadz adalah nelayan. (term kedua)
Kedua proposisi di atas, tanpa berfikir detail pun kesimpulan bisa didapat dengan mudah dan simpel. Jika memang premisnya atau term pertamanya sudah masuk akal dan tepat, maka kesimpulan yang dihasilkan sudah pasti sesuai dan tepat.
       Selanjutnya adalah bagian kedua: proposisi A dan O. Pada proposisi A, itu bisa melahirkan sebuah kesimpulan jika kalimat yang kedua pada proposisi itu dirubah menjadi partikular—yang mulanya universal—karena kalau tidak dirubah akan menimbulkan kerancauan dalam penarikan kesimpulannya. Contoh:
a.       Proposisi A:
-          Premis         : semua ikan adalah berenang.
-          Kesimpulan : semua yang berenang adalah ikan. (kesimpulan yang rancau)
Kesimpulan tersebut tidaklah tepat karena subjeknya—semua yang berenang—belum dirubah ke bentuk partikular. Jadi, seharusnya yang benar adalah:
-          Kesimpulan : sebagian yang berenang adalah ikan. (subjeknya diganti menjadi partikular)
b.      Proposisi O: dalam konversi, proposisi ini tidak bisa digunakan. Karena bagaimanapun juga kesimpulan yang akan dihasilkan darinya pasti tidak masuk akal, misalnya:
-          Sebagian malaikat bukanlah pencabut nyawa.
-          Sebagian pencabut nyawa bukanlah malaikat. (tidak bisa diterima)
Dan dari contoh itu, bisa disimpulkan bahwa proposisi O tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang bisa diterima akal.

       Dan pada akhirnya, melalui beberapa proposisi dalam metode konversi, bisa dikata bahwa konversi adalah salah satu cara termudah untuk memperoleh kesimpulan dengan cepat dan tepat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar