Selasa, 05 November 2013

Quran: Haruskah Up to Date


Sebelum mencatat beberapa catatan, ada beberapa sesuatu yang mengganjil dalam benak saya: sedari dulu sampai kemarin saya selalu mendengar kesimpulan jika Quran itu multidimension—cocok dengan segala waktu—tetapi mengapa masih saja dipertanyakan tentang ikut tidaknya Quran dengan zaman? Padahal itu sudah jelas bahwa Quran pasti menyesuaikan keadaan atau zaman. Hal tersebut akan kelihatan sangat lucu jika dikatakan Quran itu multidimension, tetapi untuk merespon sebuah permasalahan terkini masih saja menggunakan metode-metode klasiknya. Kitab-kitab klasik pun belum tentu bisa merespon secara detail bagaimana cara sholat di Mars. Dan itulah potret buram jika disimpulkan bahwa Quran tidak perlu untuk di-update.
Keganjilan kedua yaitu apakah hanya dengan ikutnya Quran kepada keadaan atau zaman itu berarti memupuskan sisi qodimnya? Saya menanyakan itu karena selama ini alasan yang diberikan teman-teman di saat diskusi adalah tentang nilai abadi Quran atau kekodiman Quran. Pun selain itu, sampai sekarang saya masih belum mendengar penjelasan yang baik mengenai keadaan Quran dari satu masa ke masa berikutnya, misalnya dari masa Nabi, masa Sahabat, masa Tabiin, hingga masa-masa berikutnya. Jadi, jika ada sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa dengan ikutnya Quran terhadap zaman itu sama dengan perubahannya, maka pertanyaan yang harus dikemukakan adalah tadi: apa bentuk perubahan tersebut, apakah itu benar-benar Quran secara mutlak atau hanya pemahaman akannya? Entahlah.
Dalam wilayah lain, sampai malam ini saya masih menemukan sebuah ketakutan yang menyatu dengan dosen-dosen saya, baik di Inkafa maupun di UIN. Beliau-beliau seakan berat untuk mengatakan jika Quran itu mengalir dengan zaman dengan alasan keabadian Quran tadi. Akan tetapi, bagaimanapun juga—menurut pendapat saya—Quran harus mengalir dengan zaman demi tercapainya satu kata: Quran itu khitob as-syari’ atau tidak terikat waktu dan tempat. Oleh karenanya, justru dengan keadaanya yang abadi dan multidimension itulah Quran harus mengalir dengan zaman bukan malah dijadikan sebagai alasan to say no.

Sederhananya, saya mengibaratkan Quran itu adalah sebuah windows. Fungsi utama Quran adalah sebagai way of life, sehingga yang perlu diprioritaskan adalah bagaimana kita dengan mudah bisa memetik maksud Quran sesuai dengan apa yang dimaksud Tuhan. Hal itu menempatkan pemahaman terhadap Quran berada di posisi teratas. Jika kita hidup di tahun 2013 tetapi masih saja menggunakan pemahaman yang populer di tahun 700 M. besar kemungkinan bukanlah kemudahan yang kita rasakan, tetapi malah kesulitan. Dan di titik inilah Quran perlu mengalir dengan zaman. Begitu juga dengan windows, manusia modern pasti akan merasa lebih mudah dan senang dalam menggunakan windows terbaru dari pada menggunakan windows jadul yang perlu berkali-kali klik untuk mendapatkan sesuatu yang dituju. Dengan selalu meng-update pemahaman kita akan Quran dan menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman, Islam pasti akan benar-benar menjadi agama. Zev051113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar