Jumat, 04 Oktober 2013

Mambaus Sholihin untuk Indonesia


          Lokomotif itu ternyata berstasiun. Mungkin satu kalimat itu yang pertama kali terbumikan dalam benak saya. Setelah sekian lama harapan itu seakan tak bertepi, di detik ini, di malam ini, di hari ini, di minggu ini, di bulan ini, di tahun ini, dan di angkatan ini terbukti sudah. Harapan itu tertambat. Tambatan yang istimewa untuk segenap lapisan jajaran Pesantren. Luar biasa. saya haru dibuat olehnya.
Masih segar dalam ingatan saya: bagaimana wajah-wajah para rekan-rekan MQK saya di angkatan tahun lalu tidak bisa tembus nasional serentak. Segala perasaan campur ketika itu, antara kecewa, sungkan dan terpaksa bahagia sebagai bentuk penghargaaan kita pada salah satu teman kita yang tembus nasional. Namun tetap saja, rasa itu tidak merakyat.
          Dan baru kali ini, saya merasakan betapa memasyarakatnya rasa itu. Pun, saya yang tidak terlibat sama sekali dengan pengorbanan mereka turut bisa merasakan rasa itu. terbayangkan dalam benak saya, betapa harunya suasana panggung terakhir tadi pagi, berapa mata yang meluapkan air matanya, berapa banyak mulut yang berkomat-kamit sepanjang pengumuman di suarakan, dan berapa banyak juga hati yang bergetar hebat pra dan paska momentum yang bagi saya saja sungguh istimewa ini.
Lagi-lagi di sini, saya mengatakannya: pencapaian ini adalah efek positif. Iya efek positif yang tersalurkan dari masing-masing peserta musabaqoh. Dari kata ini, saya juga tidak menafikan tentang kekalahan-kekalahan mereka di tempo dulu, saya juga tidak menafikan airmata-airmata yang menetes deras diangkatan sebelum-sebelum ini. Dari semua itu, dari semua kekalahan-kekalahan yang gandrung mereka alami sebelum ini, akhirnya menepi, menjadi satu kesatuan, menjadi satu momentum: hari ini. Sehingga untuk semua usaha-usaha di masa lalu dengan tujuan sebuah pencapaian, tetapi belum berhasil, iya inilah wujud nyata dari semua usaha itu. Gresik juara umum. Mambaus Sholihin juara.
          Seoalah, bagi mayoritas orang, malam tadi adalah malam yang biasa, sangat biasa, dan bahkan malam yang membosankan. Ada di luar sana, menghabiskan malamnya dengan menelpon orang-orang yang mereka sayangi, ada yang semalaman hanya fokus dengan kartu bergambar londonya, ada yang sibuk utak-utek blog barunya, ada yang lupa waktu karena seorang yang sangat di sayangi berada di sampingnya, ada yang herak-herek; ngalor ngidul menghabiskan BBM, dan lain sebagainya. Akan tetapi ada juga jauh di luar sana yang sedang menangis tersedu memeluk semua harapan, mimpi, dan doanya yang selama ini tak lepas dari sujud di tahajjudnya. Semua itu bertepi. Lokomotif pengorbanan itu mempunyai stasiun, yang bisa jadi, selepas pengumuman itu langsung bergegas untuk mimpi mereka yang selanjutnya, untuk stasiun yang berikutnya: Nasional. Mambaus Sholihin untuk INDONESIA.zev.051013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar