Senin, 07 Oktober 2013

Di Antara Beribu Permainan


          Pagi ini saya sangat terinspirasi dan juga tersindir atas salah satu lagunya JHF (jogja hip-hop fondation). Dalam salah satu liriknya terdengar: meskipun hidup ini permainan tapi jangan mau dipermainkan dan mempermainkan. Sesuai sekali dengan perasaan resah yang melanda saya selepas terlibat dalam tes mental oleh ARENA tadi. Salah satu LPM yang saya ikuti di kampus baru saya.
Di kampus rakyat ini saya sudah resmi terlibat dengan tiga keluarga: SPBA, PMII, dan ARENA. Anehnya, dari semuanya itu tidak ada yang tidak menuntut loyalitas. Mulai dari PKD di PMII sampai pada wilayah keluarga penulis pun, loyalitas seakan menjadi satu pertanyaan pertama yang sangat membekas dalam benak. Dan itu saya rasakan di tes mental tadi. Meskipun sudah ketahuan jika semuanya adalah permainan belaka, tetapi tidak bisa saya pungkiri rasa tanggung jawab sebagai insan yang selalu ingin loyal demi keluarganya pastilah ada. Dan di waktu yang sama, sampai detik ini, perasaan itu masih meresahkan pikiran saya. Saya ingin sekali menjadi apa yang saya katakan tadi, untuk selalu siap mengabdi demi ARENA, tetapi saya juga tidak tahu, perbedaan antara sesuatu yang bermanfaat, lebih bermanfaat, dan paling bermanfaat berbeda tipis.
Dalam satu wilayah, pikiran ini menghentikan saya pada sebuah kesimpulan: hidup dan apapun yang ada di dalamnya adalah sebatas game. Dan termasuk di dalamnya adalah PMII, ARENA, dan SPBA. Saya tampak begitu bodoh sekali dihadapan cermin ketika memandang diri saya dengan menggunakan kacamata ini. Semuanya adalah drama, sinetron, dan permainan belaka, tetapi kenapa herus terfikirkan sedalam ini. Kadang, tepat juga jika dikata: pemikir itu selalu mengalir dan bahkan terhanyut dalam sebuah episode kehidupan. Dan itu tidaklah salah.
Masih segar dalam ingatan saya tentang novel 5 cm. Meskipun ini adalah permainan kecil dari sebuah permainan yang kosmos, saya dapat belajar banyak darinya. Dari sesuatu permainan yang mikro saja dapat disimpulkan satu pelajaran, apalgi yang dari permainan makro seperti kehidupan ini. Pasti tersimpan jutaan pelajaran di dalamnya, meski itu adalah sebuah permainan. Dalam wilayah ini, saya lebih memilih untuk terhanyut dalam derasnya aliran permainan mereka.
          Kembali pada 5 cm, pernah terucap dari salah satu dari tokoh-tokohnya, saya lupa siapa namanya, adalah mengenai keberanian untuk salah. Kita itu tidak pernah salah, apapun yang sedang, telah, dan akan kita lakukan tidak pernah salah karena kita sedang belajar. Belajar tentang apapun, siapapun, dan darimanapun. Kita sedang berproses untuk selalu mencoba dan selalu gagal. Keduanya adalah harga mati bagi semua pelajar di dunia. Trial and error.

          Pandangan saya atas kegagalan orasi saya tadi sore di panggung demokrasi, perlahan mulai mencair. Saya lebih bisa berfikir jernih. Kesalah tadi adalah awal dari kesalahan-kesalahan selanjutnya. Dan berangkat darinya, saya berani mengatakan: saya mempunyai keluarga baru, belajar darinya, berbagi dengannya, dan mengabdi untuknya. Untuk semua permainan dalam kehidupan ini.zev.071013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar